Monday, August 29, 2011

Anjakan Paradigma : Melihat Ujian Sebagai Nikmat


Teman menghubungi tengah malam semalam, dia keliru dengan nasib dirinya dan pasangan juga keputusan yang bakal diambil, setelah curang dan curang dan curang. Akhirnya dia bosan tentang kisah sama yang diulang berkali kali. 

Lalu, teman pulang ke rumah orang tuanya, mulanya dia seakan nekad untuk bercerai..suaminya yang tak pernah meminta tolong pun menelefon saya, risau benar gayanya..



Tapi malam semalam teman seakan keliru dengan keputusannya, dia seakan dah hilang rajuknya. Tambah pula bila katanya, solatnya seakan kosong, tak ada apa yang dirasa waktu solat. Saya mengagak mungkin sebab dia keluar dari rumah tanpa izin suami. Teman pun percaya tapi dia masih tak dapat lupakan apa yang telah suami lakukan padanya.

Sungguh, saya sendiri tak pasti sama ada saya mampu bertahan bila berada ditempatnya tapi, bukankah ;

Allah swt berfirman : “Apakah manusia itu mengira bahawa mereka dibiarkan saja mengatakan; “Kami telah beriman,” sedangkan mereka tidak diuji? Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” – Surah Al-Ankabut ayat 2-3

Saya mengajak teman melihat isu ni dari pandangan positif, dulu teman harap suaminya solat dan setelah musibah ini berlaku, suaminya dah tunai yang 5 itu.bukankah ini nikmat yang dikurniakan Allah SWT setelah dihujani dengan ujian?

Firman Allah swt :
Maka dengan sebab rahmat (yang melimpah-limpah) dari Allah (kepadamu wahai Muhammad), engkau telah bersikap lemah-lembut kepada mereka (sahabat-sahabat dan pengikutmu), dan kalaulah engkau bersikap kasar lagi keras hati, tentulah mereka lari dari kelilingmu. Oleh itu maafkanlah mereka (mengenai kesalahan yang mereka lakukan terhadapmu), dan pohonkanlah ampun bagi mereka, dan juga bermesyuaratlah dengan mereka dalam urusan (peperangan dan hal-hal keduniaan) itu. kemudian apabila engkau telah berazam (sesudah bermesyuarat, untuk membuat sesuatu) maka bertawakalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Mengasihi orang-orang yang bertawakal kepadaNya. (A-li’Imraan 3:159)
Dan juga (lebih baik dan lebih kekal bagi) orang-orang yang menyahut dan menyambut perintah Tuhannya serta mendirikan sembahyang dengan sempurna; dan urusan mereka dijalankan secara bermesyuarat sesama mereka; dan mereka pula mendermakan sebahagian dari apa yang Kami beri kepadanya; (Asy-Syuura 42:38)

Wallahualam, semoga kita tetap diatas lantasan yang benar walaupun diuji kerana " Tidaklah kamu beriman sehingga kamu diuji".

No comments: